Ishak Djuarsa

Ishak Djuarsa: “Generasi Muda harus bisa menjadikan Indonesia lebih baik lagi.”
Oleh Poempida Hidayatulloh

Boleh jadi kita hanya bisa membaca sejarah perjuangan Bangsa ini. Tapi Bagi Mayjen (Purn) Ishak Djuarsa, 85 tahun , ini adalah cerita hidupnya.
Ia pertama bergabung dalam PETA (Tentara Pelajar Pembela Tanah Air) pra Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mulai dari sinilah karirnya di militer di mulai, dan perjuangan pun dirintis.
Perannya yang sangat instrumental dalam menumpas pemberontakan DI-TII, dengan menjalankan “Pager Betis” adalah salah satu bagian dari karyanya. Sungguh sangat terharu pada saat dia menceritakan bagaimana dia berusaha meyakinkan masyarakat mengenai “siapa yang lebih islam?” DI atau RI. Sungguh suatu cerita yang luar biasa dan tidak pernah akan bosan mendengarnya walaupun berkali-kali..
Kemudian turut serta dalam Long March Siliwangi dari Magelang ke Bogor. Ironisnya, kini Ia mengalami kesulitan untuk berjalan dengan lancar. Kakinya tertatih-tatih jika berjalan, walaupun badannya nampak masih sehat.
Mantan, Pangdam Bukit Barisan dan Sriwijaya ini sempat menjadi Duta Besar RI di Kamboja dan Yugoslavia. Di mana pasca dia ditempatkan di ke dua negara tersebut, terjadi kelabilan nasional di kedua negara tersebut. Sangat mengharukan.
Namun dari berbagai ceritanya yang sangat menarik itu, terpancar suatu kesedihan dan kekecewaan yang berusaha Ia sembunyikan.
Sampai akhirnya tak tahan pula Ia ceritakan. Kesedihan yang dimaksud adalah semakin hilangnya tata krama manusia Indonesia dalam berdemokrasi. Tidak tampak lagi sopan santun dan sikap saling menghormati. Padahal kebebasan mengeluarkan pendapat telah diberikan seluas-luasnya oleh Republik. Kemudian, kekecewaan yang dimaksud adalah budaya yang mengalami gejala peyoratif ini juga juga berepidemi di kalangan elit politik yang sehari-harinya selalu muncul di media massa.
Menurutnya, ini adalah kemunduran. Mengingatkan dirinya pada zaman pra kedaulatan RI. Terlalu banyak energi terbuang dalam perhelatan yang tidak perlu, sehingga melupakan amanat rakyat yang hakiki.
Pesannya kepada saya adalah hanya generasi mudalah yang dapat mengubah situasi ini semua. Jangan pikirikan apa yang terjadi sekarang. Perbaikilah peradaban Republik Indonesia ke depan.
Cukup Ia mengantarkan kemerdekaan Bangsa ini menjadi suatu Republik. Tapi “Generasi Muda harus bisa menjadikan Indonesia lebih baik lagi.” Baik dalam segala hal, perilaku, peradaban, spiritualitas, solidaritas dan pemikiran.
Wahai kawan-kawan mudaku! Siapkah kita mengemban amanat ini? Mari kita buktikan!

3 comments

  1. Kalau tidak salah, beliau itu mantan Pangdam Iskandar Muda bertempat di Serambi Mekah Banda Aceh bukan mantan Pangdam Bukit Barisan (Basis di Medan)

  2. ayah saya adalah supir pribadi bapak ishak, kami sekeluarga mempunyai kedekatan yg lebih dari sekedar keluarga supir pribadi dan keluarga alm pak ishak. alm bapak ishak adalah sungguh sosok yg sangat bersaharja. terima kasih pak semoga jalan mu diberikan kelapangan disana, dan ditempatkan ditempat yg terbaik disisinya.amin. Dan kemarin putra kedua beliau Bpk.Rudi Ishak telah meninggal dunia, selamat jalan pak rudy. semoga diberikan tempat yg terbaik disisinya.amin

  3. Bapak Ishak Djuarsa disamping bersahaja juga jujur dan tegas, hal ini mencerminkan kalau beliau itu keturunan orang besar, Ibunya buyut Pangeran Diponegoro, juga buyut dari Raja Bugis.

Tinggalkan Balasan