Antara Kinerja dan Pencitraan

Nampaknya Bungkus menjadi lebih penting daripada isi di jaman sekarang ini. Dengan arus informasi yang semakin pesat dan  jumlahnya yang luar biasa banyak (information overload) memang memacu para insan yang memerlukan pengakuan publik berlomba untuk muncul di berbagai jalur informasi dan media.

Era “Information Overload” ini memang telah membuat berbagai kebenaran informasi menjadi sesuatu yang relatif dan  sulit diidentifikasi. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya opsi, faksi dan kepentingan dari para penyedia jasa informasi. Bagi orang-orang yang sangat paham tentang hal ini, mereka tentu akan senantiasa memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pencitraan mereka.

Bagi mereka yang hanya memikirkan pencitraan saja, tidak lagi mempedulikan hasil, prestasi dan kinerja. Kepentingan pengakuan publik mengenai proses pencitraan yang tepat menjadi primadona bagi kalangan tersebut.

Kemudian akan bermunculanlah mitos-mitos baru dan legenda-legenda baru dari orang-orang yang ingin dikenal dengan cara menyajikan bungkus yang baik. Bungkusan tersebut didesain dengan sangat sempurnanya, membuat seseorang dapat menjadi takjub, kagum dan terpana akan cerita tentang orang-orang tadi yang disajikan.

Inilah cikal-bakal kemelut Bangsa ini ke depan jika terlalu menilai seseorang berdasarkan atas penampilan yang terlihat. Akan sulit bagi Bangsa ini untuk mendapatkan para pemimpin yang benar-benar mumpuni. Dengan kekuatan kapital dan jaringan yang kuat, seseorang dapat melakukan pencitraan dengan baik. Padahal dalam konteks kualitas kepemimpinan orang tersebut belum tentu memenuhi kriteria yang obyektif.

Walhasil, ketika seorang pemimpin terpilih dan terlihat kelemahannya, barulah semua sadar bahwa sang pemimpin bukanlah mitos dan legenda sebagaimana tertera dalam bungkus saat disajikan. Haruskah kita selalu terjebak oleh bungkus, dan mendapatkan kejutan setelah melihat isinya? Jelas ini harus dihindari.

Lalu, bagaimanakah agar dikemudian hari Bangsa ini tidak terjebak di dalam permainan serupa? Hanya melalui pendidikan informasi yang baik dan konservasi basis nilai yang obyektif kita semua dapat menilai performa seseorang. Mari mulai sekarang kita munculkan pemimpin yang tidak hanya genit untuk tampil. Tapi juga selalu bekerja keras untuk mencapai berbagai kemajuan, dan tentunya mempunyai rasa empati mendalam dengan keadaan masyarakat yang sangat sulit ini.

Tinggalkan Balasan