Oleh Poempida Hidayatulloh
Tadi pagi saya menemani isteri untuk menjadi pembicara di acara Apa Kabar Pagi TVOne. Isteriku yang Ketua Umum IWAPI mewakili komunitas Wanita Pengusaha terutama mewakili sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Pembicara lain yang hadir adalah Sofyan Wanandi, Ichsanudin Noorsy, dan sobat saya Menko Ekuin KIM Yanuar Rizky.
Topik yang dibicarakan tidak lain adalah topik mengenai pergantian Menkeu Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2. Ucapan selamat perlu saya sampaikan kepada Bpk. Agus Martowardoyo yang diberi amanat untuk menjabat Menkeu KIB2 yang baru.
Harapan dari sektor UMKM tentunya berlandaskan kepada bangkitnya sektor riil di Indonesia. UMKM adalah sektor yang harus mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah RI. Menteri Keuangan sangat besar andilnya dalam menunjang pertumbuhan sektor ini.
Sektor UMKM adalah basis ekonomi rakyat yang belum tertangani secara optimal. Sektor ini pun dapat menjadi suatu basis penyerapan tenaga kerja dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional jika distimulasi dengan serius dan benar.
Namun demikian sektor UMKM adalah sektor yang merupakan anak emas tetapi selalu menjadi anak tiri. Secara publisitas Pemerintah selalu menekankan dan mengutamakan pemberian bantuan dan fasilitas untuk membantu petumbuhan sektor ini. Namun demikian, kendala-kendala marak terjadi pada level implementasi, sehingga perlu diingatkan bahwa pemerintah sangat perlu mengkaji dan membereskan masalah-masalah yang ada. Sektor UMKM pada saat ini tengah mengalami kesulitan permodalan, biaya tinggi, suku bunga tinggi, pungutan liar, ketatnya perpajakan, kompetisi vertikal-horisontal domestik dan kemudian tidak lama lagi harus berhadapan dengan arus persaingan global sebagai dampak perdagangan bebas ASEAN dan China (ACFTA/silakan baca: http://nuansabaru.com/2010/02/12/zona-perang-acfta/). Sungguh berat nasib sektor UMKM ini.
Kembali kepada peran Menkeu baru KIB2 ini, apakah seorang Agus dapat membuat gebrakan seperti yang diharapkan oleh sektor UMKM? Ataukah Mas Agus hanya akan mengutamakan kestabilan basis perekonomian makro saja, mengingat sedang rentannya situasi perekonomian global?
Memang sulit untuk dipercaya jika seorang Agus Martowardoyo yang dalam sepanjang karirnya bergerak di perbankan dapat tiba-tiba dengan serta-merta akan melirik dan fokus kepada pertumbuhan sektor UMKM. Terlebih lagi, tadi Bang Ichsanudin Noorsy menyampaikan cerita pribadinya kepada saya bagaimana sepak terjang Mas Agus ketika menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri. Kesimpulannya Mas Agus sangat menjaga jarak untuk bersentuhan dengan sektor UMKM. Untuk tidak berlaku prejudice terhadap Mas Agus, saya masih berharap bahwa kesimpulan tadi akan terbukti salah.
Dibalik terpilihnya Mas Agus sebagai Menkeu KIB2 baru ini tentu tidak terlepas dari lobby Mafia Berkeley yang menjadikan Fakultas Ekonomi UI sebagai fundamental “school of thought” pereknomian Indonesia. Mas Agus adalah bagian dari lingkaran ini. Sudah sekian lama mainstream perekonomian Indonesia selalu dikuasai oleh kelompok ini. Dengan demikian trend pendekatan pola perekonomian nasional tidak akan jauh berbeda dengan sebelumnya. Basis-basis pembangunan ekonomi nasional akan tetap kental dengan mahzab neoliberalisme yang sudah sangat mengakar. Jika basis perekenomian nasional kemudian tetap mengandalkan hutang, maka harapan untuk membangun Indonesia yang mandiri akan menjadi impian belaka.
Kita setuju bahwa UMKM menjadi salah satu pillar pertumbuhana ekonomi dan sewaktu krisis 1998 lalu UMKM adalah salah satu sektor yang paling bisa bertahan secara umum.
Permasalahan daya saing dan sebagainya sebetulnya adalah sebagai akibat prakter korupsi yang sudah menjadi mendarah-daging bagi aparat kita dan elit kita (99%), kalau negara kita bisa berantas korupsi dan KKN saya yakin biaya produksi dan material kita bisa turun 20-30% sehingga daya saing bisa meningkat, dan produk kita menjadi raja di negeri sendiri dan saya sangat salut dengan Pak JK, dan saya termasuk salah seorang yang memilih JK, walaupun secara partai saya tidak partisan Golkar dan bukan juga PD.
Saya berkeyakinan salah system yang mudah untuk memberantas korupsi adalah “Azas Pembuktian Terbalik”, tapi apakah DPR atau MPR berani menggulirkan ini, kenapa Hongkong bisa?.
Permintaan saya kalau Poempida bisa menggerakkan elit atau jaringan untuk menjadi agenda utama untuk memberantas korupsi, saya yakin kita akan lebih cepat bangkit sebagai bangsa bukan hanya adhoc (tergantung pada siapa yang berkuasa).
Saya dukung Poempi, jadi Capres atay Cawapres 2019 nanti, dan Poempida bisa buat roadmap-nya dari sekarang. Insya Allah.
Salam buat keluarga semua.
Cheers
Rzl
Bener sekali bung Masrizal, yang celana pendeknya pernah gua pakai … he he he …
Kita setuju bahwa UMKM menjadi salah satu pillar pertumbuhana ekonomi dan sewaktu krisis 1998 lalu UMKM adalah salah satu sektor yang paling bisa bertahan secara umum.
Permasalahan daya saing dan sebagainya sebetulnya adalah sebagai akibat prakter korupsi yang sudah menjadi mendarah-daging bagi aparat kita dan elit kita (99%), kalau negara kita bisa berantas korupsi dan KKN saya yakin biaya produksi dan material kita bisa turun 20-30% sehingga daya saing bisa meningkat, dan produk kita menjadi raja di negeri sendiri dan saya sangat salut dengan Pak JK, dan saya termasuk salah seorang yang memilih JK, walaupun secara partai saya tidak partisan Golkar dan bukan juga PD.
Saya berkeyakinan salah system yang mudah untuk memberantas korupsi adalah “Azas Pembuktian Terbalik”, tapi apakah DPR atau MPR berani menggulirkan ini, kenapa Hongkong bisa?.
Permintaan saya kalau Poempida bisa menggerakkan elit atau jaringan untuk menjadi agenda utama untuk memberantas korupsi, saya yakin kita akan lebih cepat bangkit sebagai bangsa bukan hanya adhoc (tergantung pada siapa yang berkuasa).
Saya dukung Poempi, jadi Capres atau Cawapres 2019 nanti, dan Poempida bisa buat roadmap-nya dari sekarang. Insya Allah.
Salam buat keluarga semua.
Cheers
Rzl