Oleh Poempida Hidayatulloh
Kongres Nasional Partai Demokrat 2010 tengah berlangsung di Bandung. Sebagai Partai pemenang Pemilu 2009 lalu, tentu Kongres Nasional ini mendapatkan sorotan yang besar. Bagaimanapun juga, arah bahtera politik yang berlambangkan bintang Mercy ini akan sangat menentukan peta politik Nasional lima tahun ke depan dan tentunya menjadi pertimbangan-pertimbangan langkah-langkah lawan mau pun kawan politik Partai Demokrat.
Sebagaimana kita tahu bahwa pencitraan yang ditampilkan oleh Partai berwarna biru ini bahwa Partai ini sangatlah Demokratis dan memberikan peluang bagi seluruh kadernya untuk dapat memperebutkan kursi tampuk kepemimpinan Partai ini. Namun anehnya, acara Kongres ini akan diselenggarakan secara tertutup untuk umum, dan hanya diselenggarakan secara terbuka untuk pembukaan dan penutupannya saja. Padahal seluruh mata politisi dan antusias politik mengarah dan ingin melihat secara langsung apa yang terjadi dalam Kongres tersebut, terutama dalam proses pemilihan Ketua Umum.
Berbeda dengan Partai Golkar yang proses pemilihan Ketua Umumnya dilakukan secara sangat terbuka, Partai Demokrat ternyata memilih cara lain. Akankah terjadi demokratisasi yang sesungguhnya di internal Partai ini? Atau kah keputusan siapa yang akan memimpin Partai ini ke depan akan diputuskan berdasarkan arahan Ketua Dewan Pembina, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono?
Jika proses demokratisasi tidak kunjung merekat di tubuh Partai yang menamakan diri Demokrat ini, maka sangatlah ironis jika semangat demokrasi hilang dari identitas partai yang seyogyanya menjunjung tinggi semangat dan nilai-nilai tersebut sesuai dengan namanya.
Namun jika proses yang terjadi di dalam Kongres Nasional Partai Demokrat berjalan dengan transparan dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang benar, maka jangan pernah remehkan Partai berlambang Bintang Mercy ini di Pemilu tahun 2014.
Selamat Berjuang Bang Marzuki, Bung Andi dan Bung Anas! Salam Demokrasi!