Ada Islam Liberal di Partai Demokrat!

Suatu fenomena yang sangat menarik bagi saya untuk membahas hal ini. Saudara Ulil Abshar Abdala, ketua Jaringan Islam Liberal, kini telah menjadi pentolan di kepengurusan baru Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

Memang Syeh Ulil al Islam Liberal ini memunculkan wacana SUBULANA (banyak cara menuju Tuhan) dengan memberikan alternatif-alternatif pemikiran yang Ia klaim sebagai pencerahan untuk umat Islam. Hal ini tentunya banyak menimbulkan kontroversi. Jika kita kilas balik ke belakang Syeh Ulil sempat memberikan komen bahwa Fatwa MUI tentang Ahmadiyah itu Tolol. Masih segar juga diingatan kita semua ketika Bung Ulil mendapatkan ancaman atas dirinya dikarenakan tulisannya yang kontroversial tentang tidak pentingnya wanita muslim memakai kerudung. Bahkan menggabungkan dua kata “Islam” dan “liberal” saja adalah sesuatu yang kontroversial. Di mana Islam yang penuh dengan aturan dan tatanan dicoba digabungkan dengan kata liberal yang berarti bebas tanpa ikatan.

Yang saya heran mengapa Partai Demokrat yang sangat peduli dengan pencitraan mau mengakomodir figur yang demikian kontroversial. Jika menyimak lebih lanjut, ternyata memang ada satu benang merah antara Partai Demokrat dan Jaringan Islam Liberal, yaitu kedekatan keduanya dengan Amerika. Jika memang titik temunya di situ, berarti keheranan yang berada dalam benak saya sangat tidak beralasan.

Saya hanya khawatir satu saja sebenarnya, yaitu apabila nilai-nilai agama Islam mainstream kemudian dapat dilunturkan melalui prosesnya tertentu yang memanfaatkan kekuasaan. Di mana Partai Demokrat dijadikan “conduit” nya. Semoga Allah SWT melindungi kita semua.

8 comments

  1. Thanks Poempi,
    Saya setuju sekali dengan pendapat Poempi bahwa PD adalah perpanjangan tangan Paman Sam di Indonesia. Patut juga dicurigai dana kampanya PD selama ini berasal dari mana? Dan kita lihat saja sikap PD terhadap USA!

    Wallahualam . Boleh ya Blog-nya saya posting di Blog saya he he he

    Welcome back to Jakarta!! Salam dari Endang di UK ada titipan? Kapan ke UK lagi he he he!

  2. Islam liberal memang menjadi duri dalam perjalanan islam di negeri ini..secara akademik kadang memaksakan kehendak dan men”tolol2kan” pendapat para ulama..sebenarnya merekalah (JIL) yang tidak ilmiah, kadang dengan berani dan tanpa dasar mengatakan bahwa islam saat ini sudah kuno…ga intelek.dan sekarang si Ulil Laknatullah Abdala jadi pengurus PD.so what geto loh???ga penting, yang pasti memang PD udah ga menghargai perasaan ummat islam yang selalu di sakiti oleh Ulil Laknatullah Abdala, eh malah di kasi apresiasi jadi pengurus.

  3. ayo buat semuanya yang punya blog agar kita memberikan pencerahan kepada masyarakat agar jangan memilih Partai Yang Berisi Orang-Orang Yang Antipati terhadap Islam ….

  4. Makanya di dalam islam tidak dikenal keberhasilan kolektif,islam hanya mengenal tanggung jawab pribadi (Famanya’mal mitskoolazarrotin khoiroiyaroh….dst),keberhasilan perorangan itulah sasaran utamanya,kalaulah seorang Ulil diduga spt itu,pastilah yng menjadi musuh utamanya adalah ALLAH sendiri,jadi yng terpenting adalah kita membuat benteng pribadi agar tdk terjerumus pada konsep pemikiran sesat spt itu(kalaulah itu sesat),keberadaan kita didunia ini bukanlah kemauan kita,lebih2 terlahir di Indonesia yng kayak begini semrawutnya,tetapi kita harus ingat bahwa “slot time” kita akan terekam terus disisi Allah sebagai buku yng terjaga,situasi sekarang justru menambah nilai lebih bobot perjuangan pribadi kita dihadapan Allah,yng saya mau katakan adalah marilah kita kejar kemuliaan disisi Allah dng menjadi manusia yng Tauhid dengan tipical spt Muhammad SAW,dengan kata lain apapun kita,lebih2 politisi spt bung Poempida,mari kita berjuang demi tegaknya nilai2 Islam spt yng pernah diperjuangkan Muhammad SAW,kita gunakan Politik untuk tegaknya Kalimat Tauhid,bukan sebaliknya dng menggunakan Agama untuk kepentingan politik sesaat.orang2 spt ini di zaman Nabi juga sudah banyak lebih2 sekarang…! kenapa harus takut sama si Ulil,krn dia menganggap dirinya juga benar,sebagaimana kita menganggap diri kita juga benar,maka kita lihat saja di akherat siapa yng benar,karena kebenaran hanya satu.
    Sekali lagi sebagai seorang islam saya mengingatkan bahwa Islam tdk mengenal keberhasilan kolektif,sholat berjamaah saja penilaiannya tetap orang per orang dihadapan Allah,yng penting kita harus motivasi diri kita sebagaimana yng selalu kita janjikan kepada Allah dlm setiap sholat kita:”Innassholaati wanusuki wamahyaayaa wamaa maaati lillahirobbil aalamiin,laa syarikalahuu wabidzalika umirtu waana minal muslimiin”.
    Politik bukan tujuan sebagaimana menegakkan negara islam di negeri ini,keduanya adalah sarana dalam mengikat hati kita di dalam perjuangan menegakkan kalimat Tauhid setiap saat hingga ajal tiba,yng terpenting adalah bagaimana caranya agar supaya ketika kita meninggalkan dunia disaat berjuang dlm menegakkan kalimat Tauhid tadi,itulah semulia2nya kematian diatas dunia yng fana ini.

Tinggalkan Balasan ke ridwan arifinBatalkan balasan