Fenomena Anas: Tragedi Nazaruddin

image

Fenomena Anas: Tragedi Nazaruddin
Oleh Poempida Hidayatulloh

Penulis penah membahas tentang fenomena terpilihnya Bung Anas Urbaningrum (baca: Ibas dan Anas) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dapat menciptakan efek entusiasme di kalangan pemuda yang luar biasa. Peristiwa itu pun banyak memberikan inspirasi khusus di kalangan pemuda bahwa ruang politik di Bumi kita tercinta masih dapat diisi oleh figur muda.

Efek Anas ini pun menjadi inspirasi bagi sahabat saya, Sandiaga Uno, juga seorang tokoh pengusaha muda sukses untuk bertarung merebut pucuk pimpinan Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Walaupun niat Bung Sandi belum tercapai kala itu, Sandi telah mewarnai pertarungan perebutan Ketua Umum Kadin dengan Ide-ide dan gagasan muda yang fresh dan menarik.

Berbagai tokoh muda pun kemudian terinspirasi untuk bergabung dengan Partai Demokrat, yang memang menjadi daya tarik baru bagi anak-anak muda. Ketua Umumnya Anas Urbaningrum, Sekjennya Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Bendahara Umumnya: M. Nazaruddin, tiga nama jajaran pimpinan teratas Partai Demokrat ini adalah anak-anak muda semua. Tokoh Muda Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla pun turut bergabung dengan Partai Demokrat dengan harapan dan inspirasi yang sama.

Yang kemudian terjadi adalah Tragedi Nazaruddin, yang tentunya menyeret dan mempertaruhkan nama baik tidak hanya dari Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, tetapi juga nama baik Partai Demokrat secara umum yang sangat kental dengan propagandanya “Katakan Tidak Pada Korupsi!”

Fenomena Anas dengan tragedi Nazaruddin ini pun menjadi batu sandungan bagi segenap kaum muda. Tiba-tiba saja merebak ketidakpercayaan kepada kaum muda khususnya dalam hal kepemimpinan. Komentar-komentar miring pun mulai bermunculan dari para elite politik senior berkenaan dengan hal ini.

Gelombang arus balik anak-anak muda yang meninggalkan gerbong Anas mulai terlihat. Melihat kapal karam yang dinakhodai Bung Anas, banyak yang berusaha cepat-cepat kabur menyelamatkan diri. Ada juga yang menyempatkan memancing di air keruh. Sisa yang lainnya banyak yang menghujat, mengkritisi, dan memperolok.

Yang perlu disadari oleh kaum muda, bahwa peristiwa yang terjadi saat ini, merupakan suatu manifestasi krisis kepemudaan yang kemudian akan bermuara pada krisis kebangsaan. Tidak ada bangsa yang kuat tanpa didukung oleh kaum muda yang kuat. Jika persepsi tentang kaum muda dilemahkan dengan peristiwa seperti ini, maka progresifitas bangsa akan semakin menurun di masa datang. Indonesia sekali lagi akan terbelenggu dalam suatu paradigma baru krisis kepercayaan.

Dalam situasi krisis seperti ini sebenarnya adalah momen yang paling tepat untuk mengamati karakter dan nilai-nilai yang dianut seseorang. Peristiwa ini adalah ujian besar bagi seorang Anas Urbaningrum untuk menunjukan kaliber dirinya yang sebenarnya. Jika seorang Anas dapat menyelesaikan masalah ini dengan gemilang dan elegant maka Bung Anas sangatlah pantas menjadi pemimpin Bangsa ini. Namun jika Bung Anas tidak mampu menunjukan kemampuannya menghadapi krisis seperti ini saja, akan sirnalah harapan masyarakat terutama kaum muda pada Anas Urbaningrum.

Tinggalkan Balasan