Partai Golkar selalu mendapat julukan “ Partai Tua”, karena memang dibandingkan dengan umur Partai-Partai yang ada di Indonesia, umur Golkar memang yang tertua. Lamanya Partai Golkar berdiri ini memang menjadikan Golkar sebagai Partai yang memiliki struktur jaringan berjenjang yang paling mengakar di seluruh wilayah Indonesia. Selain dari pada itu juga, dengan lamanya berdiri Partai Golkar, telah menciptakan kader-kader unggulan yang aktif baik di Internal Partai, di luar Partai, atau bahkan telah pindah menjadi kader Partai lain. Tidaklah aneh jika banyak kalangan menilai Partai Golkar memang mempunyai sumber daya manusia yang paling mumpuni dibandingkan dengan Partai-Partai lainnya.
Sebagai Partai Tua, Golkar memang juga di”cap” sebagai partainya kalangan elit senior, karena banyaknya tokoh senior yang memang sampai sekarang tetap aktif di Partai ini. Hal ini banyak menimbulkan opini di masyarakat bahwa Partai ini kurang diminati kalangan muda. Karena peluang kalangan muda untuk muncul akan sulit karena harus melalui antrian yang panjang. Dan secara ewuh pakewuh harus mendahulukan yang senior.
Penulis bermaksud untuk membukakan persepsi lain dari opini yang berkembang seperti dijelaskan di paragraf di atas. Dalam hal ini, justru dengan berkumpulnya kader-kader unggulan baik senior atau pun muda di Golkar, Partai ini sangat layak dijadikan kawah candradimuka bagi pemimpin-pemimpin politik di era mana pun, baik masa lalu, kini atau masa depan sekali pun. Tentunya hal ini akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi anak-anak muda yang memang suka berkompetisi. Dibutuhkan keberanian, keuletan, kecerdasan, kreatifitas, inovasi dan energi yang lebih untuk dapat berkompetisi di Partai Golkar.
Peluang yang diberikan Golkar bagi kader-kadernya sebenarnya sungguh luas. Porsi peluang ini pun dapat disesuaikan berdasarkan dengan kemampuan kader tersebut. Karena suka- tidak suka kemampuan masing-masing individu berbeda-beda. Bagi anak-anak muda yang paham akan kemampuan dirinya dalam berperan di Golkar umumnya akan berhasil. Memang proses yang dilalui harus melalui suatu proses uji politik yang juga tidak mudah. Bagi yang berhasil umumnya akan mempunyai karir politik yang menjanjikan. Bagi yang belum beruntung, tidak perlu menyerah. Lakukan reposisi, cari peluang yang lebih cocok untuk tetap dapat berkarya di Golkar.
Seperti apakah sebenarnya peluang yang dijelaskan di paragraf sebelumnya? Peluang dalam berkiprah di Partai Golkar dapat disesuaikan dengan gaya, pendidikan, kesukaan dan tujuan hidup seseorang tentunya. Basis dari peluang itu tentunya harus relevan dengan “Kekaryaan”, sesuai dengan ideologi tengah Partai Golkar. Bagi mereka yang mempunyai inovasi untuk berkarya di bidang apa pun Golkar adalah tempatnya. Yang jelas akses luas yang dimiliki Golkar mencakup jenjang vertikal dan horisontal secara domestik dan juga mencakup hubungan Internasional yang luas. Hal ini membuat Partai Golkar mempunyai kekuatan “lobi” politik untuk menempatkan kader-kadernya di jabatan-jabatan politis yang ada baik secara domestik maupun luar negeri. Selain itu Golkar pun mempunyai kekuatan strategis untuk penempatan jabatan-jabatan non politis seperti jabatan BUMN dan BUMD serta akses-akses untuk peluang usaha yang halal. Partai Golkar pun mempunyai kekuatan “lobi” advokasi dan revisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada, baik di tingkat daerah maupun pusat. Hal ini memudahkan bagi seorang kader untuk berkiprah dan menjadi tokoh di masyarakat sekitarnya. Sebagai catatan saja, bahwa Partai Golkar adalah Partai terbuka yang membuka fleksibilitas bagi insan-insan yang ingin berkarya, terlepas dari eksklusifitas berbasis agama, ras, suku dan latar belakang. Kata kuncinya: “Tidak takut berkompetisi” dan “mau berkarya”.
Seorang Jendral Purnawirawan bernama Endiartono Sutarto pernah berpesan kepada penulis, “Masuklah anak-anak muda ke Partai yang besar, buatlah perubahan yang baik di internal Partai tersebut. Janganlah bermimpi untuk membereskan negara ini, jika Partai tidak dibereskan terlebih dahulu.” Pesan inilah yang memberikan inspirasi bagi penulis untuk bergabung dan aktif di Partai Golkar.
Oleh Poempida Hidayatulloh