Hasil survei SMRC (Saiful Mujani Research Centre) dan LSI (Lingkaran Survei Indonesia) yang baru saja dipublikasikan, lagi-lagi menaruh 3 Partai Besar, yaitu Partai Golkar (PG), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat (PD) di kelas teratas, dengan peringkat PG sebagai jawara disusul oleh PDIP dan PD.
Bercermin kepada hasil Pilgub DKI 2012 dan hasil kedua badan survei di atas, tentunya dapat diambil kesimpulan, bahwa propaganda hitam yg dulu banyak dijadikan permainan politik untuk menjatuhkan lawan tidak banyak berarti.
Jokowi dan Ahok merupakan korban berbagai propaganda hitam yang entah disengaja atau pun tidak ditujukan kepada mereka, malah memberikan tambahan simpati, sehingga keduanya memenangkan Pilgub DKI 2012.
Belakangan ini pun banyak yang bermanuver yang sama, salah satunya dengan melakukan pengumuman kasus korupsi berdasarkan basis kepartaian. Lagi-lagi manuver tersebut nampak tidak banyak mengubah peta dukungan politik kepada Partai sesuai dengan hasil survei. SMRC dan LSI. Memang sejak beberapa bulan terakhir ini peta hasil survei cenderung untuk konsisten demikian, terlepas dari berbagai isyu politik yang berkembang.
Apa makna yang terkandung dari apa yang terpancar dari ulasan-ulasan diatas? Satu hal yang pasti adalah bahwa masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam berdemokrasi dan cenderung untuk mengikuti proses politik yang berlangsung.
Jika kita masuk ke kalangan masyarakat menengah ke bawah, berbagai isyu politik yang berkembang, sering ditemukan basis informasi yang relevan yang melekat di benak masyarakat. Dengan demikian “melek politik” -nya masyarakat Indonesia, kini tidak boleh dianggap sepele.
Hasil survei SMRC dan LSI pun menunjukkan tingkat swinging voters yang cenderung terus bertambah.
Ini pun memperkuat analisa bahwa masyarakat semakin “melek politik”. Intinya adalah, bagi masyarakat yang berada dalam kategori ini, akan cenderung untuk “wait and see”, sambil menyimak, siapa yang kemudian muncul dengan program dan kinerja yang paling baik.
Sebagai catatan, meningkatnya jumlah swinging voters ini akan memberikan suatu kejutan di Pemilu 2014 mendatang. Ini tentunya merupakan cemeti bagi semua Parpol yang akan berlomba di Pemilu 2014 untuk lebih mengutamakan basis-basis figur yang kredibel, program-program dan hasil kerja parpol yang memang terasa oleh masyarakat. Jelas bukan berbasis propaganda hitam.