Denny Indrayana, Lapas dan Jamsostek

Wakil Menteri Hukum dan Ham, Denny Indrayana, dulu rajin sekali melakukan inspeksi mendadak ke lembaga pemasyarakatan (Lapas), dalam rangka menyelesaikan dan mengantisipasi berbagai masalah yang ada. Pengawasan Lapas pun diperketat dengan berbagai sistem “surveillance” dalam bentuk CCTV.
Namun akhir-akhir ini mulai terkuak bahwa masalah-masalah yang ada di Lapas tetap terjadi, bahkan sebagian kejadiannya lebih parah.
Denny pun juga jarang terlihat melakukan sidak. Ada apakah gerangan? Apakah sekarang sang Wamen lebih sibuk dengan jabatan barunya selaku Komisaris Utama Jamsostek? Sehingga tugas utamanya dalam konteks hukum dan HAM malah terbengkalai?
Dari sejak awal Denny ditunjuk menjadi Komut Jamsostek, saya kontan mengkritisi. Hal ini dikarenakan besarnya kedua lembaga yang dijabat oleh Denny membutuhkan fokus dan konsentrasi penuh.
Kritik saya pun tetap sama, agar Denny memilih salah satu dari jabatan tersebut.

One comment

  1. Semua keadaan, kejadian, peraturan dan tindak pengelolaan lapas oleh aparat mulai dari sipir sampai wamen dan menhukham, baik buruknya sudah diketahui secara umum, Dari fakta kita dapat melihat hal yang tragis sampai yang memuakkan, bagaimana hal yang sederhana tidak dapat diatasi dengan perangkat aparat yang lengkap (plus bantuan bila perlu), peraturan yang dapat diatur lagi dan fasilitas yang memadai, bahkan malah semakin parah.Dari fakta, kejadian2 ini bersifat kriminal dan pelaku/penjahatnya tentu berada di/sekitar lapas. jadinya lapas kita berisi 2 macam penjahat: 1. “bekas penjahat” yang tidak berdaya, existensinya hanya oleh HAM yang terkadangpun tidak tegak sepenuhnya dalam bentuk diskrininasi yang tajam. Tetapi sebahagian penjahat tak berdaya ini memiliki potensi komersil, 2. Penjahat yang bebas berkeliaran dengan wewenang dan konspirasi, yang kemudian memanfaatkan ‘potensi komersil’ penjahat tak berdaya tadi.
    Karena penjahat pertama jelas tidak berdaya maka konsekwensi kriminal ini harus dipikulkan sepenuhnya kepada penjahat kedua.
    Sederhana justru karena itu kita muak.
    Pak Poempida yth. Saya sangat tertarik dengan 30 titik potensi angin yang Bpk sampaikan di Forbis-MetroTV minggu yl. Saya memiliki rancangan kincir angin yang tingkat efektifitasnya akan jauh lebih tinggi dibanding kincir konvensional sehingga titik potensi boleh jadi bisa menjadi 300 atau lebih, kemudian ada beberapa yang lain disamping power resource laim juga alat SAR dan alat selam tanpa tabung gas, enteng murah mudah dan praktis untuk wisata taman dasar laut. Saya harap Bpk dapat SMS-kan alamat email Bpk ke 081376246903. Mohon maaf telah memakai kolom ini . Hasrat Hamzah.

Tinggalkan Balasan