Hatta Rajasa boleh saja dianggap “pede” dalam berbicara pada debat Cawapres semalam. Namun, banyak sekali catatan yang tidak relevan dengan kejadian-kejadian yang berjalan sesuai dengan topik debat semalam, padahal orang berambut putih yang sudah berkuasa dalam pemerintah selama 4 periode ini sebenarnya selalu dalam posisi untuk dapat berbuat. Yang diperlukan adalah kemauan politis saja. Apakah harus menjadi seorang Wapres Ia baru dapat berbuat? Ke mana saja Ia selama ini?
Hatta jelas menyadari anggaran Ristek yang sangat minim. Tapi selama ini Ia tidak berbuat apa pun berkenaan dengan hal tersebut. Tidak juga ada sedikit gagasan atau inisiatif dalam mendorong sektor Ristek. Padahal sebagai Menko Perekonomian Ia bisa berperan besar untuk itu.
Sama halnya dengan rencana revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dalam konteks memacu produktivitas, selama ini Kemnakertrans tidak berhasil mendapatkan anggaran yang cukup untuk itu, padahal Seorang Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan dapat berperan besar dalam hal ini.
Ia pun tidak dapat menjawab secara riil strategi untuk mengatasi Bonus Demografi yang akan dihadapi Bangsa ini.
Infrastruktur yang dielukan Hatta sebagai basis daripada pengembangan IPTEK dan SDM, hanya sampai pada retorika saja. Nyatanya selama menjadi Menko Ia tidak berhasil membangun pembangkit listrik baru, sehingga potensi pemadaman berkala akan semakin sering terjadi tahun depan. Bagaimana mau mengembangkan IPTEK kalau energinya saja tidak cukup? Bagaimana mau memajukan pendidikan kalau para muridnya harus belajar di bawah terangnya lampu tempel atau lilin? Belum lagi akses belajar melalui internet pasti terganggu kalau energinya tidak cukup.
Berbeda dengan Hatta, Pak JK yang semalam nampak tidak dalam kondisi Prima, menjawab berbagai isu dengan sangat kongkrit dan langsung ke pokok masalah. Pak JK, nampak kurang istirahat tidak seperti yang kami sarankan sebelumnya. Namun saya melihat relevansi dan bukti dari respon Pak JK terhadap berbagai Isu yang terangkat terlihat lebih riil.
Salam Revolusi Mental
Poempida Hidayatulloh