Semangat demokrasi di tubuh Golkar nampaknya kian memudar. Otoritarianisme dari elit nya semakin terlihat. Ini terjadi dengan bertubi-tubinya ancaman kepada pihak-pihak yang berbeda dengan orientasi politik DPP.
Wakil Ketua Umum Agung Laksono pun tidak juga luput dari ancaman tersebut. Agung yang giat mendorong Munas dilaksanakan Oktober 2014 demi AD/ART terancam didepak dari posisinya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Tidak hanya itu saja, semua pengurus daerah pun terancam dibekukan apabila menyuarakan atau mendorong Munas diselenggarakan di Oktober 2014.
Mengapa Golkar menjadi sedemikian mundur? Apakah egosentris elit Golkar semakin tidak terkendali dan tidak bisa lagi bermain politik secara cerdas?
Jika masalah seperti ini dibiarkan oleh segenap kader Golkar, Partai ini akan mundur. Jelas terjadi “Reversed Evolution”. Atau bahkan berpotensi terjadi “Destructive Revolution” (Revolusi yang menghancurkan).
Ini jelas menjadi tanggung jawab semua kader. Akankah semua kader berdiam diri saja? Mudah-mudahan tidak demikian. Karena Golkar mempunyai kader-kader yang kompeten yang kritis dan berani. Dan inilah saat di mana peran kader-kader itu mendapatkan tantangan yang jelas ada di depan mata.
Salam Kekaryaan
Poempida Hidayatulloh