​Ada Apa Di Balik PHK Teman Saya Dari Toyota Astra Motor?

Saya memiliki teman baik bernama Rizal yang sudah berkarir selama 19 tahun di PT. Toyota Astra Motor (TAM). Teman yang satu ini mempunyai rasa nasionalis yang kuat, sehingga meskipun bekerja di perusahaan asing tetapi mempunyai keinginan yang kuat untuk berkontribusi ke Bangsa Indonesia. Mungkin ini salah satu efek positif pendidikan di ITB. Salah satu mimpinya adalah mendorong peran karyawan Indonesia untuk bisa menunjukkan prestasi yang baik diantara perusahaan afiliasi Toyota Motor Corp. di dunia. Karena sering kali performa Bangsa Indonesia dipandang sebelah mata.
Rizal juga seorang sarjana teknik mesin yang paham tentang mobil dan hobi mobil semenjak dari muda sehingga bekerja di TAM itu katanya adalah Hobi yang dibayar. Karena kesesuaian antara hobi dan pengetahuannya maka dia bisa menghasilkan konsep – konsep perencanaan produk yang bagus sehingga bisa menghasilkan produk – produk yang sukses. Beberapa contoh produk – produk Toyota di Indonesia yang di otaki oleh dia adalah Avanza yang sukses berat, Kijang Innova, Yaris, dsb.

Selain jago di mobil, dia juga berhasil dalam proyek – proyek lainnya di TAM diluar bidang teknis seperti membangun tim balap mobil Toyota Team Indonesia yang menjadi tim balap mobil paling bergengsi di Indonesia, sukses juga membangun Lexus Indonesia sehingga dalam waktu cepat menjadi simbol kendaraan mewah yang bergengsi, dan bisa juga menjadi Marketing Communication manager. Kata dia, sukses menjadi marketing communicaton engineer.

Karena passionnya yang tinggi terhadap produk dan product development, maka di tahun2013 dia dipercaya membangun divisi baru di TAM yatu Product Planning and Development Division (PPD). Suatu divisi yang mengelola portofolio produk2 Toyota di Indonesia serta mengerjakan A – Z dari proses pengembangan produk. Mulai dari perencanaan konsep sampai penyiapan materi training ke salesman. Di divisi  PPD ini, dia mulai menerapkan mimpinya untuk memperkuat peran Bangsa Indonesia dalam bidang styling design dan product development. Dengan kegigihan dan kecerdikan melihat peluang maka perlahan – lahan ladang bermain baik insinyur dan styling designer Indonesia mulai terbuka. Dimulai dengan mendesain aerokit TRD Sportivo untuk Yaris, diikuti dengan Rush dan Agya yang sukses diterima pasar. Kemudian melangkah ke design dan development dari suspensi dan velg seperti yang sukses dilakukan untuk Rush TRD Sportivo Ultimo. Selain itu PPD sukses mengembangkan perangkat – perangkat elektronik tambahan seperti back sonar, security system, rear parking camera, surround view monitor, wireless charger dsb. Yang menyenangkannya adalah dia bisa ikut membangun kapabilitas supplier – supplier lokal dan engineer2 lokal mereka. Keberhasilan dalam melakukan development di Indonesia dan membungkusnya menjadi suatu strategi pemasaran produk membuat pencapaian PPDD TAM menjadi benchmark dari distributor Toyota lain dari seluruh dunia. Suatu prestasi yang membanggakan. Rizal memberi bocoran bahwa awal November akan keluar suatu milestone penting dari PPDD, bahwa mereka mulai melangkah lebih jauh dengan memproduksi varian kendaraan yang prototype-nya dimunculkan di GIIAS tahun 2015, dimana semenjak konsep, styling dan development dilakukan oleh staf2 TAM.

Akan tetapi tidak sama antara hasil kerja dengan penghargaan dari tempat bekerja terutama dari atasan. Semenjak TAM dipimpin oleh Hiroyuki Fukui, kondisi berubah. Tekanan – tekanan mulai muncul terhadap personal2 yang mendorong peningkatan kemampuan Bangsa Indonesia. Puncaknya adalah ketika di bulan Februari, teman saya dipanggil oleh Henry Tanoto selaku Vice President TAM dan kemudian memberikan kabar yang tidak disangka – sangkanya sama sekali bahwa Fukui meminta Rizal untuk selesai bekerja dari TAM secepatnya. Tidak terkira kagetnya teman saya tersebut terlebih dia tidak melakukan kesalahan yang menyebabkan terbitnya SP, kemudian ditambah dengan alasan penghentian yang tidak jelas yaitu “Kurang bisa mendengar orang Jepang”. Kondisi ini terus berlanjut sehingga kabar ini diterima oleh pimpinan PT. Astra International yang kemudian membantu teman saya tersebut rotasi ke anak perusahaan Astra yang lain.

Kondisi lebih parah terjadi di bulan Juni, dimana dia diinformasikan bahwa per awal Juli namanya sudah tidak ada di organisasi TAM walaupun dia belum ada kepastian tempat bekerja. Sampai saat ini teman saya itu tidak mendapatkan surat perintah, surat keterangan bekerja, beberapa hak keuangan masih menggantung dan bahkan tidak ada acara farewell. Suatu proses pemecatan yang tidak sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan Indonesia.

Ini benar2 proses yang sangat dzolim dari Fukui, oleh karenanya dia sudah menggunakan jalur hukum untuk menuntut Fukui serta sebagai peringatan agar tidak lagi men-dzolimi karyawan lainnya.

Saya melihat kasus ini bisa jadi preseden yang tidak baik, bahwa nanti akan ada orang – orang seperti Fukui yang memarginalkan Bangsa Indonesia di negaranya sendiri.

 

 

6 comments

  1. Mohon ijin urun pendapat.

    Apakah Peraturan Perusahaan (PP( atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB( TAM memgatur ROTASI?
    Jika YA, apakah ROTASI diatur antar badan hukum TAM dan AI?

    Saran saya, perlu dipastikan isi Perjanjian Kerja Mas Rizal dan PP/PKB TAM.

    Terima kasih

    Salam,
    Barkah

  2. Saya adalah pekerja diperusahaan yg sama dg pak Rizal. Dan mendapatkan perlakuan yg sama juga dg pak Rizal.

    Mohon dapat menghubungi saya balik. Terima kasih

  3. […] Melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang teman baik saya Rizal. Dia memberi informasi bahwa di awal November akan keluar suatu milestone penting dari Product Planning and Development Division (PPDD) yang dipimpinnya semasa di PT. Toyota Astra Motor. TAM akan meluncurkan suatu varian kendaraan yang prototype-nya sudah dimunculkan di GIIAS 2015 yang mana konsep, styling dan development akan dilakukan oleh staf2 PPDD dibawah supervisi teman saya itu. […]

Tinggalkan Balasan