POEMPIDA’S CRASH

POEMPIDA’S CRASH

Benturan di Tepian Nafas

Oleh : radius anwar

Seperti sebuah rongga dada yang menyesakkan, menekan segala sisi sehingga tak mampu untuk menghela nafas,  penuh sudah dengan udara bertekanan sangat tinggi…

tinggal menunggu waktu saja..

Boom…!!!

hancur membuncah tak berantakan 💥

Seperti itulah gejala Fisika bekerja dengan sangat indah menjadi tontonan menarik bagi para peminat dunia keilmuan.

Tekan yang dihasilkan dari beda suhu, mendesak partikel partikel untuk berkumpul menyatu menghimpun menjadi daya desakan yang alami, bekerja dalam ruangan terbuka. Mencari jalannya untuk sampai ke luar bebas untuk menyatu kembali ke alam semesta yang mana penuh dengan misteri dan decak kagum..itu.

Dari sini kembalinya udara bebas terus kembali mencari jalannya kembali.

Ada Celoteh Sang Pembunuh Tuhan,

Zaratustra yang kembali turun dari gunung, yang ia memproklamirkan

“Tuhan Telah Mati”

dan Kembalinya sang Manusia Super

Yang ingin kembali dari pertapaannya menjalani kehidupan ini dengan satu syarat yaitu Abadi, bila tak abadi, malah mengingkari segala peristiwa dan penciptaan di muka bumi, termasuk jagad rayanya..

Itulah jalan hidup yang dia pilih menjadi tidak kekal..!!

Because there is No Return of eternality in this world.

Ia ingin menjadi kekal dengan membunuh sang Abadi..

The Return (sang kembali) adalah sang pendulum mengembalikan tekanan, daya, dan hantaman ke posisi awal.. Sepintas terlihat seperti Tai Chi..( energi bandul) yang tersebar di segala semesta termasuk di dalam diri manusia. Ada gaya, massa dan gerak ini bisa kembali menjadi energi..

Rahasia energi ini perlahan lahan mulai tersingkap dan bahkan didemostrasikan diruang ruang kelas terbuka oleh para pengajar dari zaman Yunani sampai zaman modern sekarang ini.

Apakah ilmu alam ini adalah jalan bagi manusia untuk mengetahui kehancurannya sendiri, seperti halnya mati dan hidup kembali alam semesta..ini

Kelahiran dan peremajaan dalam siklus kehidupan, seperti yang sudah disebutkan di awal tadi terus berlanjut dan karena itu, kumpulan sesak dal am rongga dada menciptakan rajanya sendiri dari daya energi (pressure), Raja Tekanan inilah tak bisa dikendalilak kecuali oleh Vedas (pengetahuan), dan pengetahuan dengan segala hal..

yang pada hakikatnya hanyalah sebuah Reinkarnasi (lahir kembali menyatu dengan senyawa, sejiwa, dan sehati) yang wujudnya kemudian menjadi cinta dan kasih sayang.

Kembali ketika ruang ditekan, ekspresi ditekan, kebebasan ditekan

.ada gejala normal menjadi tidak normal dan sebaliknya. Tekanan ibarat sebuah Benturan dahsyat yang mampu menciptakan alam semesta ini. Benturan adalah entitas aktif bekerja ke semua sisi tanpa mencari celah celah seperti gas gas yg terperangkap pada sedimen batuan di dasar laut yang sudah berumur jutaan tahun lamanya.

Perangkap perangkap inilah  yang sekarang di hadapi oleh seorang Poempida’s Crash (PC) untuk keluar dari Jebakan jebakan yang mengitarinya.

Fenomena PC ini adalah sebuah Hantaman atau benturan yang terus menerus mencari jalannya untuk bertemu kembali kepada Kebebasan yang memerangkapnya jenuh sangat.

PC adalah senjata untuk memukul barrier (tanggul) atau penghalang untuk kembali ke alam bebas, bila ini dibawa ke rasa sosial, akan semakin terasa pukulannya bagi sang penguasa..

PC terlihat semacam mendesak kembali untuk keluar /lahir  ( vatus) dalam (in) kembali bergabung menjadi sebuah kata menjadi (inovasi), metode cara gagasan gagasan diungkapkan ,dilahirkan bermanfaat bagi lingkungan dan sesama makhluk ciptaan (vatus)

Poempida’ Crash akan bermuara pada suatu kemajuan, kemapanan, dan kemamuran..

Perlu dibaca kembali dari risalah tekanan tadi membentur ke sana kemari tanpa belas kasihan atas kemandekan kemunduran potensinya sebagaia manusia yang tak kan kembali Kekal

Darinyaa Poempida’s Crash mencari jalan. Jalan estetika, yang syahdu dan penuh keriangan di dalam dada, jalan itu sangat mengasyikkan bagi mereka yang suka menekan dan ditekan dari berbagai sisi dengan  dan menemukan takdirnya sendiri di labirin yang fana ini

image

 

.

Tinggalkan Balasan