Jika anda membaca tulisan saudara Derek Manangka di http://bit.ly/8ZAt1P yang saya kutip  tentang kedua tokoh di atas, maka secara jelas akan tampak, betapa besar potensi Partai Golkar di masa ini jika kedua tokoh dengan kekuatan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing tokoh ini digabungkan.

Namun  ini nampaknya memang jalan dan garis yang sudah harus dijalani oleh Partai Golkar sendiri. Bukan berarti tidak mungkin dua Tokoh Nasional ini digabungkan/didamaikan kembali. Tetapi banyak hal yang memang harus dilakukan untuk memperbaiki hubungan keduanya. Dan bukan suatu rahasia lagi, bahwa hanya dengan rekonsiliasi internal antara kedua tokoh ini lah yang dapat menjamin kembalinya kejayaan Partai Golkar.

Pada saat ini, perseteruan antara kedua Tokoh pemilik Media besar ini memang merugikan Partai Golkar, dan situasi seperti ini memang disukai oleh Partai-Partai lain.

Sebagai anak muda yang banyak bermimpi besar tentang Bangsa Indonesia ke depan, sangat berharap terjadi rekonsiliasi Internal Golkar ini. Jika Golkar kembali kuat dan kedua tokoh di atas saling berdampingan mendukung satu dengan yang lain, maka akan tercipta pemerintahan yang kuat, yang progresif.

Saya sangat menyukai pemikiran kedua tokoh ini dalam menghadapi persoalan, memang ada sedikit perbedaan dalam masalah pendekatan, namun dalam konteks esensi keduanya mempunyai kemiripan.

Jika saja di kemudian hari rekonsiliasi ini terjadi, maka “Suara Golkar Suara Rakyat” bukan lagi mimpi belaka.